Panen padi Inbrida IR Nutri zinc”Padi Pencegah Stunting”

05 Januari 2020
Administrator
Dibaca 46 Kali

Panen Padi Inbrida IR Nutri zinc dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Desember 2019 yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Kepala Balai Besar Padi Sukamandi Jawa Barat, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Camat Kalibawang, DPRD Kulon Progo, Kodim 0731 Kulon Progo, Kepala BPTP DIY, Forkompincam, Kepala Puskesmas Kalibawang, Kepala Desa Banjarharjo, Perwakilan dari Gapoktan Kalibawang,Koordinator BPP Kalibawang, Babinkamtibmas Banjarharjo, Perwakilan dari 12 BPP se-Kulon Progo dan Perwakilan dari petani setempat. Panen Padi Inbrida IR Nutri zinc ini dilaksanakan di lahan persawahan Balai Penyuluh Pertanian Kalibawang yang bertempat di Dusun Ngrajun, Banjarharjo, Kalibawang.

Varietas Inbrida IR Nutri zinc ini dikembangkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta pada lahan seluas 4.000 meter persegi. Inpari IR Nutri Zinc merupakan varietas padi baru yang mempunyai kandungan zinc 34,51 ppm. Kandungan zinc 34,51 ppm bisa digunakan sebagai salah satu upaya mengatasi kekerdilan atau stunting. BPTP Yogyakarta sebagai lembaga riset Kementan memberikan dukungan teknologi budi daya Padi Inpari IR Nutri Zinc dimana beras hasil panennya mempunyai kandungan zinc 34,51 ppm, nyata lebih tinggi dibandingkan kandungan zinc beras pada umumnya.

Tanaman Padi Inpari IR Nutri Zinc yang ditanam pada lahan demplot BPP Kalibawang ini dikawal ketat oleh Peneliti BPTP Yogyakarta. Sistem tanam yang digunakan adalah Jajar Legowo 2:1 dengan perlakuan tanaman dipupuk organik dua ton per hektare, dipupuk Ponska 300 kg/hektare, dan dipupuk urea 200 kg/hektare. Untuk mengantisipasi gangguan hama tikus sawah, dilakukan pemasangan linear trap barrier System (LTBS) sebagai salah satu teknologi pengendalian hama tikus sawah. Hasil panen nanti akan djkembangkan ke gabungan kelompok tani yang menyuplai beras untuk bantuan pangan non-tunai (BPNT). Selanjutnya kedepan hasil panen bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan didistribusikan ke kepala keluarga (KK) yang ada ibu hamil atau balita yang rentan tumbuh kerdil. (ww/rin/@ziz)