Kerajinan, Makanan, dan Pengobatan Tradisional

31 Desember 2020
Admin
Dibaca 195 Kali

UMKM Kerajinan

Sabut Kelapa Pak Aris

Di desa Sendangsari tepatnya di dusun Klegen terdapat sentra pengolahan sabut kelapa menjadi sapu sabut kelapa. Sebelumnya terdapat pabrik sabut kelapa yang mengolah sabut kelapa menjadi tali untuk kapal, karena terjadi beberapa kendala dan akhirnya pabrik olahan tali kapal dari sabut kelapa bangkrut maka pabrik tersebut memberhentikan karyawannya yang umumnya tinggal di sekitar wilayah pabrik. Adanya kejadian itu, masyarakat yang awalnya mantan pegawai pabrik. akhirnya memanfaatkan ilmu yang didapat untuk dikembangkan menjadi usaha sapu sabut kelapa.

Pengolahan sabut kelapa menjadi sapu sabut kelapa melewati beberapa tahap. Adapun tahapan yang perlu dilalui yaitu memukul sabut kelapa menggunakan palu besi seberat 2 kg, kemudian sabut kelapa yang sudah dipukul-pukul direndam selama 3 bulan, lalu sabut kelapa dipukul lagi menggunakan palu kayu dengan tujuan memisahkan serbuk sabut kelapa dan serat sabut kelapa. Serat sabut kelapa kemudian dianyam untuk menjadikan bentuk sapu.

Di rumah produksi Bapak Aris tidak 100% membuat sendiri sapu sabut kelapa, karena tahapan-tahapan lainnya dikerjakan oleh masyarakat sekitar. Adapun sumber sabut kelapa yang dipakai diperoleh dari daerah pesisir Kabupaten Kulon Progo. Setiap bagian dari pekerjaan membuat sapu sabut kelapa dikerjakan oleh orang yang berbeda mulai dari mengambil bahan baku sampai ke pemasaran dengan sistem kerja lepas. Bahan lain seperti gagang sapu dan tali sabut kelapa didatangkan dari wilayah Kaliurang Wonosobo, dan Banjarnegara.

 

---

UMKM Kerajinan

Sabut Kelapa Berdikari

Berawal dari memanfaatkan ilmu mengolah sabut kelapa dari bekerja di pabrik sabut kelapa, keluarga dari Pak Isgiyanto berinisiatif untuk membuat sapu sabut kelapa. Adapun proses dalam membuat sabut kelapa yaitu sabut kelapa direndam selama kurang lebih 3 bulan kemudian digiling sehingga memisahkan serbuk sabut kelapa dengan serat sabut kelapa. Serat sabut kelapa kemudian dijemur hingga kering. Kemudian dipasang di kop plastik sapu sabut kelapa dan dirapikan. Lalu digabungkan dengan gagang sapu yang sudah dilubangi dan jadilah sapu sabut kelapa.

Harga dari sapu sabut kelapa antara Rp4.500,00 sampai Rp10.000,00. Sistem pemasaran yang dilakukan yaitu barang diambil oleh penjual keliling, kemudian dijual di berbagai daerah. Selain menjual sapu sabut kelapa, UMKM Berdikari menjual berbagai perlengkapan bersih- bersih seperti sapu lidi, sikat WC, keset, dan lain-lain.

 

---

UMKM Kerajinan

Kreyeng Pak Sagi

Kreyeng merupakan kerajinan tangan yang terbuat dari bambu. Di daerah Gegunung, Sendangsari, Pengasih terdapat pengrajin kreyeng yang bernama Pak Sagi. Pak Sagi sudah membuat kerajinan bambu dari beberapa tahun yang lalu. Selain kreyeng, Pak Sagi dapat membuat kerajinan lain seperti kandang ayam, gedeg, dan lain-lain.

Diakibatkan dari pandemi covid 19 yang melanda membuat produksi kreyeng menurun. Selain itu faktor yang membuat produksi kreyeng menurun yaitu adanya tempat atau wadah yang terbuat dari plastik.

Sistem pemasaran yang dilakukan oleh Pak Sagi yaitu by order semasa Pandemi. Yaitu membuat kerajinan sesuai dengan pesanan pelanggan. Kreyeng biasanya dijual antara Rp15.000,00 hingga Rp40.000,00 sesuai besar kecilnya kreyeng. Untuk harga pembuatan kandang ayam berkisar antara Rp70.000,00 hingga Rp250.000,00 sesuai dengan bentuk dan ukuran dari kandang ayam yang dipesan. Sebelum Pandemi, kreyeng dijual dengan dititipkan di warung- warung kelontong.

---

UMKM Kerajinan Lainnya


---

UMKM Kuliner

Aneka Cemilan MELATI

"Aneka Camilan Melati" yang dibuat oleh Bu Santi menjual aneka kue kering dan keripik sejak 4 tahun yang lalu. Agar berbeda dari kue kering biasanya, Bu Santi menggunakan berbagai tepung sebagai bahan dasar kue kering buatannya. Seperti tepung garut, ubi ungu, sukun, pisang dan mocaf. Kue kering Bu Santi juga dibuat dengan berbagai bentuk untuk menarik minat pembeli. Dan pastinya bisa request tingkat kemanisan dari kue yang dipesan, sehingga ramah untuk orang tua maupun penderita diabetes.

Permenkes No. 30 Tahun 2013 menjelaskan bahwa konsumsi gula yang baik yaitu tidak lebih dari 50 gram dalam sehari (Triandini, dkk. 2018). Anjuran Permenkes tersebut bisa menjadi acuan dalam membuat kue-kue ataupun olahan makanan lainnya.

Keripik yang dibuat pun beragam mulai dari peyek dengan berbagai toping seperti kacang tanah, dhele hitam, teri, dll. Selain itu ada juga keripik tempe, jagung, pare, pisang, slondok, dan masing banyak lagi. (Bisa menyesuaikan keinginan konsumen). Jadi sangat cocok untuk oleh-oleh keluarga dan kerabat karena banyak banget variasi kue kering maupun keripiknya.

Untuk kue kering, Bu Santi menjual dengan harga mulai dari Rp 35.000 untuk satu toplesnya. Sedangkan untuk keripik, dijual murah meriah, mulai dari Rp 10.000 saja sudah mendapatkan camilan enak dengan kemasan pouch sehingga selalu terjaga kualitasnya. Dengan harga yang terjangkau, konsumen sudah mendapatkan kualitas makanan yang bagus dan tentunya sehat.

Sementara ini usaha Bu Santi dipasarkan di sekitar Kulon Progo melalui media sosial whatsapp dan facebook. Selain itu, Bu Santi juga sering mengikuti pameran maupun event-event yang ada di Kulon Progo untuk menjangkau konsumen yang lebih luas lagi. Namun tenang saja, tidak sulit untuk menemukan usaha Bu Santi ini karena "Aneka Camilan Melati" sudah terdaftar di website UMKM Kulon Progo dan tergabung dalam Kelompok UMKM Cah Enom.

 

---

UMKM Kuliner

Emping Garut BU BASINAH

Produksi Emping Garut merupakan salah satu jenis UMKM yang dominan di Sendangsari. Umbi garut yang memiliki nama ilmiah Maranta arundinacea ini, memiliki bentuk lonjong berujung runcing dengan kulit bersisik warna putih. Olahan tepung garut sangat baik dikonsumsi oleh orang yang baru sembuh dari penyakit seperti masalah perut atau masalah usus dengan dimasak menjadi bubur atau jenang garut.

Umbi garut dapat dijadikan pengganti nasi bagi penderita diabetes mellitus karena memiliki indek glikemik sebesar 14 (Hasan, dkk. 2012). Olahan lain selain jenang garut yaitu emping garut. Emping garut dibuat dengan melewati beberapa proses pembuatan. yang pertama garut dicuci bersih kemudian dikupas dan dipotong, diambil bagian tengahnya. Kemudian rebus hingga setengah matang tak lupa ditambah garam saat merebus, Lalu ditumbuk hingga menjadi bulatan-bulatan tipis. Kemudian dijemur hingga kering, proses pengeringan bisa memakan waktu sekitar 1-2 hari bergantung pada cahaya matahari yang didapat.

Emping garut yang dibuat Bu Basinah memiliki 2 macam bentuk yaitu kecil dan panjang. Selain emping, Bu Basinah juga mengolah umbi garut menjadi tepung. Bu Basinah melayani penjualan emping dalam keadaan mentah dan matang. Harga tepung garut perkilonya dijual seharga Rp 50.000, sedangkan emping garut Rp 35.000 per kilo. Namun tak hanya dijual kiloan, Bu Basinah juga menyediakan dalam kemasan kecil yang lebih ekonomis, menyesuaikan kebutuhan konsumennya.

Berbekal kemauan untuk belajar lagi dan lagi, Bu Basinah terus memperbaiki bentuk dan kualitas emping buatannya agar didapatkan ketebalan yang pas untuk dinikmati. Selain membeli dari pengepul garut, Bu Basinah juga menanam sendiri di halaman rumahnya. Yang paling penting, emping garut buatan Bu Basinah alami tanpa pewarna, sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi.

 

---

UMKM Kuliner

Umbi-Umbian MEKAR ASRI

UMKM Mekarsari didirikan sekitar tahun 1999 oleh Bapak Kemin dan teman- temannya, yang sadar akan banyaknya potensi di wilayah Gegunung, Sendangsari yang belum dimanfaatkan secara optimal. Adapun potensi yang dimiliki yaitu berupa makanan lokal seperti gadung, gembili, ubi, singkong, ela ganyong, garut, dan lain-lain. Tanaman-tanaman tersebut tumbuh subur di daerah Sendangsari.

Zaman dahulu, makanan lokal tersebut hampir punah dan tidak laku untuk dijual. Masyarakat sekitar zaman dahulu hanya mengolah umbi-umbian tersebut dengan cara direbus dan dikukus, sedangkan masyarakat zaman sekarang kurang menyukai olahan makanan jenis ini. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi Bapak Kemin dan teman-temannya untuk melestarikan makanan lokal tersebut. Salah satu inovasi yang dilakukan yaitu pembuatan tepung dari segala macam umbi-umbian.

Berbagai usaha dilakukan untuk melestarikan budaya makanan lokal tersebut, salah satunya yaitu dengan mengikuti pameran seperti Manunggal Fair yang diadakan untuk memperingati hari jadi Kabupaten Kulon Progo. Bahkan Bapak Kemin dan teman- temannya membuat makanan dari umbi-umbian dan dibagikan secara gratis guna menarik minat masyarakat akan makanan lokal tersebut. Hingga akhirnya Kepala Desa Sendangsari ikut membantu mempromosikan makanan lokal ini.

Umbi-umbian khususnya umbi garut sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, karena bisa membantu meredakan sakit maag (Astuti, R.W. 2018), asam lambung, kolesterol, dan lain-lain. Semakin banyaknya orang yang Pro sadar akan manfaat yang terkandung Karbohidrat dari umbi-umbian ini, membuat harga dari tepung dan pati dari umbi-umbian at kas ini naik hingga 100% lebih.

UMKM Mekarsari melayani pembuatan segala jenis tepung sesuai orderan. Dalam pembuatan tepung, UMKM Mekarsari juga mengajak masyarakat sekitar untuk membantu produksi, sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat Gegunung. Harga dari produk yang diproduksi bermacam- macam, mulai dari Rp10.000,00 sampai dengan puluhan ribu bahkan ratusan ribu tergantung dari jenis umbi dan jumlah yang akan dibeli.

UMKM Mekarsari juga melayani pembuatan berbagai jenis tepung. Masyarakat bisa memesan jenis tepung atau pati yang diinginkan, pihak dari UMKM Mekarsari akan membuatnya. Produk dari UMKM Mekarsari dapat dipesan melalui website yaitu umbiumbianmekarsari.com. Atau bisa menghubungi kontak yang tertera diatas.

 

---

UMKM Kuliner

Pempek Cucung BU NIKEN

Pempek merupakan makanan khas dari Palembang, Sumatera Selatan. Pempek menjadi salah satu makanan kesukaan dari semua orang. Di dusun Paingan terdapat masyarakat yang menjual pempek bernama Ibu Niken. Beliau memproduksi pempek mulai dari tahun 2019. Dengan memanfaatkan skill yang didapat dari daerah asalnya maka beliau berinisiatif membuat pempek yang asli khas Palembang, yang mana berbeda dari pempek kebanyakan di daerah sekitar tempat tinggalnya.

Dalam membuat pempek, dibutuhkan bahan-bahan seperti tepung terigu, tepung tapioka, ikan giling, bawang putih, garam, penyedap rasa, air panas, telur, dan sedikit gula. Semua bahan dicampur menjadi satu dan diuleni, kemudian dibentuk dan direbus. 1 kg tepung terigu bisa dibuat menjadi sekitar 80 biji pempek. Pempek yang dibuat Ibu Niken terdapat 2 jenis yaitu pempek lenjer dan kapal selam.

Ikan laut yang digunakan dalam pembuatan pempek dapat meningkatkan nilai gizi dari pempek tersebut. Gizi yang terkandung berupa asam lemak omega-3 dan omega-6 (Inara, C. 2020).

Harga per bungkus berbeda-beda tergantung ukuran pempek, yaitu Rp5.000, Rp10.000, dan Rp15.000 dengan jumlah dan besar isian per kemasan yang berbeda-beda. Bu Niken juga menjual pempek dengan harga Rp1.000 untuk 1 pcs pempek lenjer kecil. Selain pempek, Ibu Niken juga membuat tahu bakso. Tahu bakso yang dibuat oleh Ibu Niken memiliki cita rasa yang enak dan gurih. Isian tahu bakso hampir mirip dengan pempek yang dibuat, namun hanya berbeda di bumbu saja.

Dalam memproduksi dagangan yang dijual, Ibu Niken dibantu oleh kakak Iparnya yang bernama Ibu Dwi. Ibu Niken menjual pempek sebagai dagangan sampingan karena beliau juga bekerja di tempat lain. Sehingga dalam memproduksi biasanya hanya hari-hari weekend atau disaat ada pesanan.

Sistem pemasaran yang dilakukan yaitu by order dan open paid promotion menggunakan aplikasi whatsapp. Ibu Niken selalu menjual pempek yang baru saja dibuat, sehingga keadaan pempek masih baru dan fresh. Hal tersebut membuat pempek Ibu Niken banyak digemari konsumen- konsumennya.

 

---

UMKM Kuliner

Bakmi PAK SOLIKIN

Bakmi merupakan bahasa jawa dari mie. Bakmi yang dijual oleh Bapak Solikin mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu memproduksi sendiri bakmi yang akan dijual bukan mengambil dari produksi lain. Adapun proses pembuatannya memerlukan bahan-bahan seperti tepung terigu dan air. Kemudian di aduk dan uleni hingga kalis. Setelah kalis, adonan kemudian dicetak dan dibentuk bakmi. Produksi pembuatan bakmi dilakukan di rumahnya sendiri.

Pemasaran yang dilakukan adalah menjual bakmi ke warung milik Pak Solikin sendiri dengan nama Mie Petir yang menyediakan mie petir, mie nyemek, dan lain-lain. Warung dari Pak Solikin bertempat di selatan pertigaan Derwolo, buka setiap sore hari.

 

---

UMKM Kuliner

Peyek Ny. Kirman

Berawal dari coba-coba untuk menambah penghasilan keluarga demi bisa menyekolahkan anak-anaknya sehingga dapat mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Ny. Kirman mendirikan usaha rempeyek sejak 22 tahun yang lalu. Di tahun 2022 ini Ny. Kirman kembali merintis usahanya dari awal karena sebelumnya sempat tersendat karena efek pandemi covid-19. Sebelum pandemi Ny. Kirman dibantu beberapa pekerja untuk menggoreng, mengemas maupun memasarkan rempeyeknya. Namun saat ini, hanya dikerjakan oleh Ny. Kirman sendiri dan hanya diproduksi sekali seminggu yaitu di hari sabtu dan minggu.

Tak hanya membuat rempeyek kacang, Ny. Kirman juga membuat rempeyek dengan isian lainnya seperti kacang kedelai, teri, dan lain lain, sesuai pesanan konsumen. Rempeyek yang dijual Ny. Kirman memiliki 3 variasi kemasan mulai dari Rp 5.000, Rp 10.000, hingga Rp 20.000. Sedangkan untuk pembelian grosir, dibanderol dengan harga Rp 4.500, Rp 9.000, dan Rp 18.000.

Rempeyek Ny. Kirman dibuat menggunakan bahan-bahan pilihan sehingga dapat menghasilkan rempeyek yang renyah, gurih dan nikmat. Untuk membuat adonan rempeyek, Ny. Kirman tidak hanya menggunakan air, melainkan santan kelapa, sehingga rempeyek memiliki aroma yang wangi dan tahan lebih lama hingga 2 bulan sejak rempeyek diproduksi.

Saat ini Ny. Kirman menerima pesanan- pesanan untuk partai kecil hingga besar. Selain dipasarkan secara online, Ny. Kirman juga menyetor dagangannya ke beberapa supermarket di Sendangsari, sehingga lebih mudah dijangkau oleh konsumennya.

 

---

UMKM Kuliner

Krimpying Mbah Dadiyem

Mungkin kebanyakan orang tidak familiar dengan makanan bernama Krimpying. Krimpying merupakan makanan ringan seperti kerupuk yang terbuat dari singkong. Di Dusun Paingan, terdapat seorang nenek bernama Mbah Dadiyem yang memproduksi krimpying. Beliau sudah memproduksi krimpying sejak tahun 1980.

Proses pembuatan krimpying masih menggunakan cara tradisional. Cara pembuatan krimpying yaitu singkong diparut kemudian diperas untuk diambil pati singkongnya. Kemudian ampas singkong dikukus hingga matang. Setelah ampas singkong matang dan dingin, lalu dicampur dengan pati yang telah diendapkan tadi, tepung tapioka, bawang putih, dan garam. Proses selanjutnya yaitu ngangsur, proses mencampur semua bahan diatas. Adonan yang telah dibuat kemudian bentuk lonjong-lonjong dan direbus hingga matang. Setelah matang dan dingin lalu digiling tipis dan dijemur sampai kering. Setelah kering langsung bisa digoreng di minyak panas.

Mbah Dadiyem awalnya bekerja sebagai pemasok tepung pati, kemudian Mbah Dadiyem menyadari bahwa pati dapat diolah menjadi panganan lain yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Oleh karena itu, Mbah Dadiyem memutuskan untuk merintis usahanya sendiri yaitu membuat krimpying.

Setiap harinya Mbah Dadiyem dapat memproduksi krimpying sebanyak kurang lebih 50-60 kg untuk dipasarkan ke sekitar Wates dan bahkan sampai ke Solo. Dengan harga Rp 22.000 per kilonya, kita sudah dapat menikmati Krimpying Mbah Dadiyem yang renyah dan gurih.

 

---

Pengobatan Tradisional

Rumah Arkza

Pengobatan tradisional adalah metode penyembuhan yang didasarkan pada pengetahuan, praktik, dan kepercayaan yang telah berkembang dari generasi ke generasi dalam berbagai budaya di seluruh dunia.

Rumah Arkza ini menyediakan terapi pijat tradisional yang dimana terapi ini bentuk pengobatan dan relaksasi yang menggunakan teknik pijatan tangan untuk mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu menyediakan terapi pijat cedera olahraga dan terapi pijat bayi serta menyediakan jamu racik tradisional.

Rumah Arkza menyediakan Price list terapi pijat Cedera dengan harga Rp. 40.000,-. Pijat bayi 0 bulan -12 bulan dengan harga Rp. 34.000,-. Sedangkan untuk jamu racikan tradisional mulai dari harga Rp. 13.000,-/botol.

Â