Outing Class TK Pertiwi PP IV di Kolah Banyu: Eduwisata Lingkungan Atraktif, Menarik, dan Edukatif

11 Desember 2025
SLAMET SUPRIYONO.. S.SI
Dibaca 22 Kali
Outing Class TK Pertiwi PP IV di Kolah Banyu: Eduwisata Lingkungan Atraktif, Menarik, dan Edukatif

Sendangsari, Rabu, 11 Desember 2025 menjadi hari yang penuh antusiasme bagi anak-anak siswa TK Pertiwi PP IV Sendangsari. Pada tanggal tersebut, seluruh murid bersama para guru melaksanakan kegiatan Outing Class di Kolah Banyu Kroco, sebuah lokasi eduwisata lingkungan yang tengah berkembang sebagai rujukan pembelajaran pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Kulon Progo

Kegiatan ini dihadiri oleh guru pendamping TK Pertiwi PP IV, Ketua Kolah Banyu beserta anggotanya, serta masyarakat sekitar yang menyambut rombongan dengan penuh keramahan. Lewat rangkaian aktivitas edukatif, siswa-siswi diajak mengenal lingkungan dari dekat dan belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan alam sejak usia dini.

Ketua Kolah Banyu, Slamet Supriyono, sebagai pemateri utama sekaligus tuan rumah yang mendampingi kegiatan ini. Ia memberikan penjelasan komprehensif mengenai pengelolaan sampah organik dan anorganik, pemanfaatan teknologi sederhana untuk daur ulang sampah, serta berbagai inovasi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Kolah Banyu dikenal sebagai sebuah tempat yang menggabungkan konsep edukasi alam, konservasi, dan rekreasi berbasis masyarakat. Berlokasi di wilayah Padukuhan Kroco, kawasan ini dibangun dengan semangat gotong royong dan kepedulian lokal terhadap kelestarian air, tanah, serta lingkungan hidup.

Sebagai eduwisata lingkungan, Kolah Banyu menyediakan berbagai wahana belajar yang relevan bagi anak-anak: mulai dari pengenalan tumbuhan, ekosistem kolam ikan, proses penyaringan air secara alami, hingga praktik memilah dan mengolah sampah. Bukan hanya anak-anak PAUD dan TK, namun juga pelajar SD, SMP, SMA bahkan masyarakat umum datang ke sini untuk belajar langsung mengenai ekologi berbasis kearifan lokal.

Kawasan ini juga terkenal dengan keramahan masyarakatnya. Tidak heran, sejak rombongan TK Pertiwi PP IV tiba, suasana penuh senyum, sapaan hangat, dan sambutan yang menyenangkan langsung terasa. Para murid terlihat bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga akhir.

Kegiatan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Setelah rombongan tiba, acara diawali dengan senam bersama dipimpin guru pendamping dilanjutkan sambutan dari pihak Kolah Banyu yang diwakili oleh Ketua Kolah Banyu, Slamet Supriyono.

Dalam sambutannya, Slamet menekankan bahwa edukasi lingkungan seharusnya ditanamkan sejak usia dini, sebab anak-anak adalah generasi yang akan menentukan kondisi bumi di masa mendatang. Ia mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan TK Pertiwi PP IV yang memilih Kolah Banyu sebagai tujuan outing class.

Para guru pendamping juga memberikan sambutan singkat. Mereka menyampaikan harapan besar agar anak-anak tidak hanya bermain, tetapi mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya mencintai alam

Sesi utama kegiatan adalah penyampaian materi mengenai pengelolaan sampah oleh Slamet Supriyono. Dengan gaya penyampaian yang menarik dan bahasa sederhana, materi dapat dipahami dengan mudah oleh anak-anak. Berikut beberapa poin penting yang disampaikan:

Anak-anak diperkenalkan pada dua kategori utama sampah :Organik, yakni sampah yang bisa terurai seperti daun, sisa makanan, atau ranting pohon dan Anorganik, seperti plastik, kaleng, kaca, dan kertas.

Slamet memberikan contoh nyata sambil menunjukkan beberapa sampah yang biasa ditemukan di rumah. Anak-anak diajak menebak jenis sampah tersebut dan memasukkannya ke tempat yang benar. Sesi ini menjadi sangat interaktif dan penuh tawa.

Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah pengolahan sampah organik menggunakan maggot. Maggot mampu mempercepat penguraian sampah organik sekaligus menghasilkan pupuk dan pakan hewan. Anak-anak diperlihatkan proses sederhana bagaimana maggot bekerja, tetapi tetap dalam jarak yang aman sehingga tidak menimbulkan ketakutan, walaupun beberapa anak siswa berani memegang magot tersebut.

Selanjutnya Pengelola Kolah Banyu menjelaskan pengomposan dengan sistem ember tumpuk, yaitu merupakan komposter sederhana yang mudah diterapkan di rumah. Terdiri dari beberapa ember yang ditumpuk dengan lubang tertentu, sampah organik dapat terurai menjadi kompos cair dan padat. Guru-guru terlihat antusias mencatat penggunaan metode ini sebagai rekomendasi kegiatan tematik di sekolah.

Slamet mempraktikkan bagaimana filtrasi tetes (drip filtration) bekerja untuk menyaring air sisa kolam ikan agar tetap ramah lingkungan sebelum dibuang. Selanjutnya air dari sisa kolam dialirkan melalui selang-selang kecil ke tanaman sayur dan buah sebagai penyiraman sistem tetes sekaligus pemberian nutrisi pada tanaman.

Salah satu kegiatan yang paling disukai anak-anak adalah mengenal ecobrick bahan bangunan alternatif dari botol plastik yang diisi padat dengan sampah plastik kecil. Mereka mendengar penjelasan bagaimana ecobrick dapat dimanfaatkan untuk kursi, meja, atau pagar seperti contoh dilingkungan Kolah Banyu ini.

Selama berlangsungnya outing class, suasana ceria tampak dari wajah anak-anak. Mereka berjalan menyusuri area Kolah Banyu, melihat kolam ikan, mengamati tanaman, hingga mencoba beberapa wahana permainan edukatif yang tersedia.

Para guru ikut mendampingi, memastikan setiap anak aman namun tetap bebas bereksplorasi. Jalur-jalur edukasi yang tertata rapi membuat kegiatan berlangsung nyaman. Masyarakat Kroco yang berada di area Kolah Banyu pun memberikan sapaan hangat sehingga anak-anak merasa diterima.

Para guru juga menyampaikan kesan bahwa Kolah Banyu merupakan tempat eduwisata yang sangat ramah untuk anak, terjangkau, dan memiliki banyak materi pembelajaran yang relevan dengan kurikulum PAUD dan TK. Mereka merasa kegiatan ini bukan hanya rekreasi, tetapi juga menambah wawasan nyata tentang kepedulian lingkungan bagi murid dan guru.

Outing class TK Pertiwi PP IV di Kolah Banyu Kroco menjadi pengalaman berharga bagi seluruh peserta. Anak-anak bukan hanya bermain, tetapi juga belajar tentang arti penting menjaga lingkungan melalui langkah konkret: memilah sampah, mengolah sampah organik, dan memanfaatkan limbah anorganik secara kreatif.

Dengan edukasi yang dimulai sejak usia dini, semangat menjaga bumi akan terus tumbuh, dan Kolah Banyu akan menjadi saksi lahirnya generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.