TPPKK Kalurahan Sendangsari Adakan Acara Syawalan

25 April 2024
Admin
Dibaca 17 Kali
TPPKK Kalurahan Sendangsari Adakan Acara Syawalan

Sendangsari-- Rabu, 24 April 2024 Tim Penggerak PKK (TPPKK)  Kalurahan Sendangsari mengadakan acara halal-bihalal dengan ibu-ibu anggota PKK Padukuhan. Pertemuan rutin bulan April ini sengaja dikonsep kedalam sebuah acara halal bihalal karena masih dalam suasana bulan Syawal.

Bulan April yang juga diperingati sebagai Hari Kartini, membuat panitia  menggabungkan kedua acara tersebut dalam 1 even. Peserta acara yang dominasi kaum ibu-ibu diwajibkan untuk mengenakan busana adat jawa yakni kebaya dan kain jarik.

Selain anggota PKK, turut hadir sebagai tamu undangan, Lurah Sendangsari, Pamong dan juga  Dukuh. Sekitar 100 orang memadati aula untuk mengikuti acara tersebut.

Dalam sambutannya, Lurah Sendangsari menyampaikan bahwa dalam peringatan Hari Kartini hendaknya menjadikan semangat R.A Kartini contoh nyata dalam kehidupan  sehari-hari. Dalam sebuah keluarga, peran ibu sangat penting karena ia adalah kunci kebahagiaan seluruh anggota rumah tangga.

Untuk mengisi acara inti, hadir sebagai nara sumber, Bapak Yusma Alam Rangga H, S.H.I, M.S.I yang juga merupakan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Pengasih.

Dalam tausiyahnya, beliau mengambil tema "Pemenang sesungguhnya saat Idul Fitri". Pemilihan tema tersebut dikarenakan masih dalam rangka bulan Syawal. 

Bapak Rangga menyampaikan bahwa jika kita membicarakan tentang Bulan Syawal, maka hal tersebut tidak terlepas dari Bulan Ramadhan. Dalam Islam Bulan Ramadhan adalah salah satu bulan yang mulia karena bulan tersebut Allah SWT membuka seluas-luasnya pintu keberkahan.

Dalam berpuasa, manusia akan terbagi menjadi 3 golongan, yaitu awam, khusus, dan khususil khusus. Puasa awam ialah puasanya orang-orang biasa, hanya menahan haus dan lapar namun masih melakukan dosa, seperti menggunjing orang. Puasa khusus ialah selain menahan haus dan lapar, Ia juga menahan diri untuk berbuat dosa. Sedangkan puasa Khusuhil Khusus ialah tingkatan tertinggi dimana seseorang menahan fisik, hati dan pikirannya dari keinginan  keduniawian. Ia hanya fokus untuk beribadah, dan itu hanya dilakukan oleh para wali Allah.

Kriteria orang yang benar-benar menjadi pemenang saat Hari Raya Idul Fitri bukanlah mereka yang berpakaian baru dan indah. Pemenang sesungguhnya ialah orang yang bertambah ketaqwaannya setelah Ramadhan. 

Dalam Islam juga terdapat tradisi maaf-memaafkan. Allah SWT itu maha pemaaf atas seluruh kesalahan hambanya.Tapi dosa itu adalah antara manusia dengan Allah, bukan sepada sesama manusia. Jika seseorang melakukan kesalahan kepada sesamanya, maka ia wajib meminta maaf kepada orang yang telah didzalimi. Jika orang tersebut memaafkan, maka Allah pun akan memaafkannya. 

"Jadi Bu, jika kita pernah berbuat salah kepada saudara atau tetangga, sebaiknya meminta maaf dan mengakui kesalahan. Jika punya hutang ya segera dibayar, karena hutang itu urusan manusia dengan manusia." Pesan Bapak Rangga mengakhiri tausiyahnya. (ern)