Eduwisata Preneur Sikaspuk di Padukuhan Kroco Menerima Kunjungan Summer Course Tahun 2024
(Sendangsari) - Sebagai bagian dari program summer course 2024 dengan tema perubahan iklim, peserta yang merupakan mahasiswa dari Vrije Universiteit Amsterdam Belanda, Isa van meer dan Lynn Zuidema, bersama mahasiswa Universitas Gajah Mada dan 2 orang petugas dari Puskemas Pengasih 1 Kulon Progo mengunjungi Eduwisata Preneur Sikaspuk di Padukuhan Kroco pada hari Sabtu (2/11).
Kunjungan ini berlangsung selama satu hari dengan fokus pada pengembangan keahlian berwawasan lingkungan melalui pembelajaran di lapangan tentang praktik pengelolaan sampah organik secara inovatif. Sikaspuk menjadi destinasi edukasi yang menarik karena menawarkan konsep terintegrasi yang menggabungkan budidaya maggot dengan pertanian dan perikanan organik.
Beberapa tempat yang dikunjungi sebagai titik lokasi summer course di Eduwisata Preneur Sikaspuk meliputi Bank Sampah Induk Dhuawar Sejahtera, Kampung Iklim Bantala Abyudaya, Lumbung Organik Dhuawar, Rumah Lalat, Rumah Maggot, Bioflok Filtrasi, dan Galeri Omah Dhuawar.
Kampung Iklim Bantala Abyudaya saat ini sedang menerima program Hibah Pengabdian Masyarakat dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) tahun 2024 yang dilaksanakan dengan kolaborasi antara Universitas AKPRIND Indonesia dan Universitas AMIKOM Yogyakarta. Kegiatan di tahun pertama (2024) adalah membangunan sistem percontohan pengolahan sampah organik terpadu (Eduwisata Preneur Sikaspuk) dengan mengimplementasikan penggunaan TTG dalam budidaya maggot sebagai agen pengurai sampah yang terintegrasi dengan pertanian dan perikanan untuk mendukung terwujudnya Desa Eduwisata Preneur berbasis lingkungan di Padukuhan Kroco.
Dalam kegiatan ini, peserta melihat proses pemilahan sampah di Bank Sampah Induk Dhuawar Sejahtera, pemilahan sampah an organik seperti kertas, plastik, logam dan kaca sesuai spesifikasinya. Kemudian peserta belajar cara efektif mengelola limbah rumah tangga dan sampah organik lainnya dilumbung organik dhuawar yaitu pengolahan dengan pengomposan model ember tumpuk dan dengan budidaya maggot.
Peserta summer course mendapatkan wawasan langsung tentang pengolahan sampah organik dengan budidaya maggot. Maggot sebagai agen utama pemakan sampah organik selanjutnya dapat dipanen dan digunakan sebagai pakan alami untuk ikan dan unggas.
Kemudian peserta berlanjut melihat budidaya ikan nila dengan bioflok dengan alat filtrasi dimana ikan nila diberi pakan dari maggot baik basah ataupun yang sudah dikeringkan. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada pakan komersial yang lebih mahal dan memiliki dampak lingkungan yang tinggi.
Ani Purwanti, S.T., M.Eng. selaku Ketua tim Program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) 2024 mengatakan bahwa summer course ini bertujuan sebagai pembelajaran dan inspirasi para peserta. ”Pembelajaran summer course di Eduwisata Preneur Sikaspuk ini dapat menjadi inspirasi bagi peserta yang selanjutnya diharapkan mereka dapat membawa konsep awal dari pendirian wisata edukasi preneur Sikaspuk ini yaitu mengintegrasikan pengelolaan sampah dengan pertanian, perikanan dan peternakan sehingga pengunjung dalam satu area bisa mendapatkan berbagai edukasi pembelajaran dari pengeolaan sampah yang terintegrasi ke dalam komunitas mereka masing-masing. Lebih luas lagi, eduwisata ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya ekonomi sirkular dan pemanfaatan limbah sebagai sumber daya yang berharga”. ujarnya.
Para peserta summer course yang terdiri dari mahasiswa dari Eropa ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mempelajari setiap langkah proses pengolahan sampah terintegrasi di Sikaspuk ini.
Perwakilan Proklim Bantala Abyudaya, Sugiyanto menyampaikan harapan semoga Sikaspuk dapat menjadi model edukasi berbasis lingkungan yang efektif dan berkelanjutan, dan diharapkan dapat terus dikembangkan di tahun-tahun mendatang sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menginspirasi generasi muda untuk peduli lingkungan. (ipg)
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin