Penciptaan Karya Seni Baru Ciri Khas Sendangsari Melalui Brainstorming Dan FGD Bersama Tim Pkm UNY

31 Juli 2023
Administrator
Dibaca 77 Kali

Sendangsari – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terdiri dari Prof. Dr. Kuswarsantyo, M.Hum., Ir. Muhkamad Wakid, M.Eng., Dr. Asri Widowati, Dra. M. Heni Winahyuningsih, M.Hum. dan Mahasiswa bersama tokoh masyarakat dan pelaku seni di kalurahan Sendangsari kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (20/7), dalam rangka menjalankan program PkM yang berjudul “PkM Kalurahan Sendangsari: Mengintegrasikan Budaya dan Teknologi pada Bidang Pendidikan, Pertanian, Peternakan dan Pariwisata Desa Untuk Pencapaian SDGs dan Memperkuat Kearifan Lokal Desa” melakukan forum curah pendapat (brainstorming) dan diskusi kelompok terarah (FGD).

Kegiatan tersebut menggandeng perwakilan pelaku seni se-Sendangsari, Ketua dan Anggota Dewan Budaya, Kepala Sekolah dan Guru PAUD, TK, dan SD, serta pengelola dan pengajar sanggar. Selain itu, juga didampingi oleh Kamituwa Kalurahan Sendangsari, Ketua Pokdarwis Sendangsari dan Direktur BUMDes Sendang Artha Sendangsari, serta beberapa Dukuh dan Pamong Kalurahan Sendangsari.

Dalam kesempatan tersebut Ir. Muhkamad Wakid, M.Eng., anggota Tim PkM, menyampaikan maksud, tujuan dan program-program kegiatan PkM yang telah disusun bersama dengan pemerintah kalurahan Sendangsari.

Pada tahun 2023 ini terdapat dua kelompok kegiatan utama yaitu kelompok Pendidikan dan kelompok Budaya. Kelompok pendidikan akan mengintegrasikan budaya dan kearifan lokal ke dalam proses pendidikan, melalui model ETNO-SAINS dan STEAM.

Sedangkan untuk bidang Budaya misi utamanya adalah mereaktualisasi budaya adiluhung masyarakat Sendangsari dalam kehidupan masyarakat. Salah satu kegiatan adalah mencipta karya seni baru yang mengangkat ciri khas Sendangsari.

Curah pendapat kelompok pendidikan berlangsung dengan mengeksplorasi potensi ETNO-SAINS yang ada di Kalurahan Sendangsari, dan bagaimana pengintegrasiannya dalam pembelajaran serta implementasi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) di sekolah, tingkat PAUD, TK maupun SD. Curah pendapat dipimpin oleh Dr. Asri Widowati, M.Pd., M.CE berkolaborasi dengan kepala sekolah SD Widoro dan Pereng, Ketua Ikatan Guru PAUD (IGPAUD) dan TK (IGTK) serta pengajar sanggar Among Lare di Kalurahan Sendangsari.

Diperoleh informasi bahwa pengintegrasian ETNO-SAINS dalam pembelajaran masih belum dilakukan secara komprehensif dan STEAM belum banyak dikenal guru. Sebagian besar ETNO-SAINS Sendangsari sudah dikenali guru, namun guru belum berani mengemas untuk membelajarkannya di dalam kelas.

Adapun ETNO-SAINS Sendangsari yang terungkap antara lain tentang berbagai dolanan anak tradisional ala Sendangsari seperti Jlongjling, Yeye, Seredan Jambe, dan kain Batik Geblek, dll. Selain itu, guru-guru di lapangan juga masih bingung dan kesulitan dalam menyusun modul ajar yang layak.

Berdasarkan hal tersebut, disepakati tentang kegiatan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya berupa workshop pemetaan potensi ETNO-SAINS Sendangsari dan pembelajaran berbasis STEAM beserta penyusunan perangkat pembelajarannya untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka.

Curah pendapat dan FGD kelompok budaya hasilnya mengerucut pada penciptaan Sendratari Jathilan dengan pemain anak/remaja dan pembuatan koreografi tari pambagya atau penyambutan tamu yang akan bercerita tentang kearifan lokal Sendangsari.

Ketua PkM Prof. Dr. Kuswarsantyo, M.Hum., dalam kesempatan tersebut berkolaborasi dan konsultasi dengan seniman, tokoh budaya dan masyarakat Sendangsari serta menggali warisan budaya dan tradisi, lanskap dan lingkungan alam, seni dan kerajinan lokal, gaya hidup dan kehidupan sehari-hari masyarakat, peristiwa sejarah dan sosial, simbol-simbol lokal, identitas budaya, pendekatan kreatif, bahan/material lokal, budaya, adat istiadat dan kekhususan Sendangsari. Kesemua hal itu akan digunakan dalam penuangan konsep karya Sendratari.

Pada kesempatan itu dihasilkan konsep yang akan dijadikan kekhasan Sendangsari adalah warisan budaya dan tradisi tutur tinular SUNAN GESENG, yang saat ini lestari dengan aktifitas tradisi KUTUKAN.

Setelah mengekplorasi dengan komprehensif, Tim PkM akan fokus pada penciptaan karya seni baru ciri khas Sendangsari melalui kegiatan kerja studio dan membuat karya prototipe. Setelah karya terwujud maka akan dilakukan pertunjukan untuk konsultasi dan mendapatkan masukan. “Kami perlu waktu 2 sampai 3 minggu” ungkap Prof. Dr. Kuswarsantyo, M.Hum.

“Keunikan sendratari nantinya akan menampilkan kutuk kepang yang menjadi ikon dalam kisah Sunan Geseng, dan karya ini akan dipersembahkan untuk Kalurahan Sendangsari dan dapat dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata” pungkasnya.

Curah pendapat sesi kedua berlangsung dengan mengeksplorasi potensi ETNO-SAINS yang ada di Desa Sendangsari, dan bagaimana pengintegrasiannya dalam pembelajaran serta implementasi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) di sekolah, tingkat PAUD, TK maupun SD. Curah pendapat dipimpin oleh Dr. Asri Widowati, M.Pd., M.CE berkolaborasi dengan kepala sekolah SD Widoro dan Pereng, Ketua Ikatan Guru PAUD (IGPAUD) dan TK (IGTK) serta pengajar sanggar Among Lare di Desa Sendangsari.

Diperoleh informasi bahwa pengintegrasian ETNO-SAINS dalam pembelajaran masih belum dilakukan secara komprehensif dan STEAM belum banyak dikenal guru. Sebagian besar ETNO-SAINS Sendangsari sudah dikenali guru, namun guru belum berani mengemas untuk membelajarkannya di dalam kelas.

Adapun ETNO-SAINS Sendangsari yang terungkap antara lain tentang berbagai dolanan anak tradisional ala Sendangsari seperti Jlongjling, Yeye, Seredan Jambe, dan kain Batik Geblek, dll. Selain itu, guru-guru di lapangan juga masih bingung dan kesulitan dalam menyusun modul ajar yang layak. Berdasarkan hal tersebut, disepakati tentang kegiatan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya berupa workshop pemetaan potensi ETNO-SAINS Sendangsari dan pembelajaran berbasis STEAM beserta penyusunan perangkat pembelajarannya untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka.(MW-OTO)