Kembangkan Potensi Alam, Pengurus Bank Sampah Belajar Eco Print Bersama Mahasiswa KKN PPM UGM
Sendangsari-- Istilah Eco Print saat ini sudah mulai dikenal dikalangan masyarakat karena motifnya yang unik dan berbahan dasar tumbuh-tumbuhan. Sebagian orang juga sudah menekuninya sebagai usaha karena bahan yang mudah diperoleh, pembuatannya yang tergolong mudah. Limbah dari produksi Eco Print ini juga ramah lingkungan karena seluruh bahan yang dipakai berasal dari alam.
Tim KKN PPM UGM sub unit Kroco melakukan pelatihan Eco Print pada Minggu, 30 Juli 2023 yang bertempat di Rumah Dhuawar Padukuhan Kroco. Yang menjadi sasaran peserta pelatihan adalah warga Padukuhan Kroco dan pengurus bank sampah. Hal tersebut dikarenakan agar pengurus bank sampah tidak hanya melulu bergelut dengan sampah, namun juga memiliki kreatifitas yang dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha.
Dengan mengusung tema " Kinanti, Kembangkan Kreasi, Ciptakan Ikon", pelatihan diikuti oleh 20 orang peserta yang didampingi oleh mahasiswa KKN PPM UGM serta seorang narasumber, Ibu Handini dari Solo. Ibu Handini merupakan wirausaha yang telah menekuni Eco Print selama 2 tahun. Tidak hanya kain, hasil karya Eco Print juga ia tuangkan kedalam mug dan tumbler.
Dalam paparan yang disampaikan, proses pembuatan Eco Print dapat dilakukan dalam 2 metode yakni steaming (kukus) dan pounding (pukul). Kedua proses ini dipelajari agar setiap peserta memahami kelemahan dan kelebihan pada masing-masing proses. Bahan yang digunakan adalah daun-daun yang ada disekitar rumah seperti daun kersen, pepaya jepang, kelengkeng, alpukat, jati, jarak kepyar dan masih banyak lagi. Pewarna kain yang dipakai juga merupakan pewarna alam yang bisa diperoleh dari kayu secang yang menghasilkan warna merah, serta kayu tegeran untuk memperoleh warna kuning.
Meskipun proses cukup lama untuk steaming karena pengukusan harus dilakukan selama 2 jam dan proses pounding memerlukan kesabaran dan ketelatenan, namun setiap peserta tampak antusias dan semangat mengikuti pelatihan. Hal tersebut terlihat dari hasil karya mereka yang cukup cantik untuk pemula dan akan lebih bagus lagi ketika terus menerus dipraktekkan.
Handini, selaku narasumber berterimakasih dan berharap peserta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh.
"untuk hasil yang lebih bagus, ibu-ibu harus terus mencoba, mempraktekkan. Nanti dirumah bisa pakai kain yang lebih besar kalau mau dibuat baju atau gamis. Jangan takut gagal, terus perbaiki sampai kita benar-benar sukses. Kalau kesulitan mencari bahan-bahan untuk mordan atau pewarna alami kainnya, ibu-ibu bisa beli dionline shop. Di sana banyak." tutur Handini disela-sela praktek pembuatan Eco Print.
Slamet Supriyono - Dukuh Kroco, dan Sugiyanto yang merupakan penasehat bank sampah se Kalurahan Sendangsari menyambut baik pelatihan yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN PPM UGM tersebut. Mereka berpesan agar pelatihan ini tidak hanya berhenti sampai disini, namun peserta yang hadir mengikuti acara ini dapat mengajak warga di masing-masing padukuhannya untuk menciptakan kreasi eco print yang memiliki ciri khas tersendiri.
"yang mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat mengajarkan pada ibu-ibu diwilayah masing-masing kemudian membuat sebuah karya yang memiliki ciri khas. Jadi setiap padukuhan memiliki ikonnya masing-masing. Sama-sama eco print, tapi ada ciri khas tersendiri dimasing-masing padukuhan."papar Sugiyanto.
Menurut rencana, mahasiswa KKN akan mengadakan perpisahan karena pelaksanaan KKN akan berakhir pada tanggal 11 Agustus 2023. Untuk menyemarakkan acara, hasil karya pelatihan eco print dari warga Padukuhan Kroco akan ditampilkan pada acara tersebut.
(ern)
ÂÂ
ÂÂ
ÂÂ
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin