Padukuhan Paingan Angkat Tradisi Nyadran Sebagai Acara Utama Merti Padukuhan
Sendangsari- Padukuhan Paingan menyelenggarakan merti padukuhan pada Sabtu 11 Maret 2023. Merti padukuhan tahun ini merupakan kegiatan baru yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo dengan bantuan Dana Keistimewaan.Â
Dalam rangka ikut menyemarakkan kegiatan Merti Padukuhan, Padukuhan Paingan mengangkat tradisi Nyadran sebagai acara utama.
Bertempat di Pendopo Makam Tengah, tradisi Nyadran berlangsung khusyuk dan sakral. Ada kurang lebih 300 warga Paingan datang untuk mengikuti tradisi ini. Turut hadir sebagai tamu undangan Lurah beserta Pamong Kalurahan Sendangsari, perwakilan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Nur Eni Rahayu dan Pancar Topo Driyo dari DPRD Kulon Progo.
Tradisi nyadran di Padukuhan Paingan sudah sejak lama diselenggarakan setiap tahunnya. Hal tersebut bertujuan untuk tetap melestarikan tradisi dan kebudayaan Jawa tanpa menghilangkan sisi keagamaannya.
Acara yang dibuka dengan lantunan ayat suci Al Quran oleh beberapa tokoh agama Padukuhan Paingan itu kemudian dilanjutkan dengan kembul doa atau doa bersama yang dipimpin oleh Kyai Abdullah Salam yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Dholam Pengasih.
Sambutan-sambutan juga disampaikan oleh Ketua Panitia Merti Padukuhan- Walgito, Lurah Sendangsari-Suhardi, serta perwakilan dari Dinas Kebudayaan(Kundho Kabudayan) Kabupaten Kulon Progo.
Hal pokok dari sambutan-sambutan tersebut adalah ucapan terimakasih karena telah melaksanakan merti padukuhan yang merupakan salah satu program dari Dinas Kebudayaan untuk melestarikan adat dan tradisi yang ada disetiap padukuhan yang ada di Kulon Progo ini.Â
Tradisi nyadran bareng di padukuhan Paingan adalah identik dengan sajen ngaji yang berupa tumpeng nasi komplit dengan lauk dan gudangan (urap) serta pisang raja setangkep (sepasang), nasi rasul dan ingkung ayam jago. Ada sebanyak 24 ingkung disediakan pada acara nyadran kali ini. Hal tersebut karena warga dari masing-masing RT membawa ingkung untuk acara nyadran ini.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kembul bujono atau makan bersama. Suasana tampak begitu regeng, penuh kebersamaan dan kebahagiaan terpancar dari setiap peserta yang hadir.
Mengakhiri upacara nyadran, beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama melanjutkan acara untuk ziarah ke makam cikal bakal Padukuhan Paingan yaitu makam Mbah Putu, Pangeran Sumedang, Mbah Gebel, Mbah Kanigoro dan Mbah Kebo kuning.
Sebagai acara hiburan juga penutup serangkaian acara merti padukuhan, digelar pementasan kesenian kethoprak yang dibawakan oleh seniman Paingan dan mengundang bintang tamu dari Samigaluh.
Pementasan kethoprak dengan judul "Bremono Kembar" cukup menyedot antusias dari warga masyarakat mengingat sudah lama tidak ada tontonan. Banyak warga rela menggelar tikar demi bisa menonton dengan nyaman.
"saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada warga masyarakat Paingan atas partisipasinya dalam memeriahkan acara merti padukuhan kali ini. Untuk tahun-tahun yang akan datang dengan ada atau tidaknya dana keistimewaan dari pemerintah sebisa mungkin tradisi ini dapat terus dilaksanakan." tutur Maryadi selaku Dukuh Paingan saat menyampaikan sambutannya dalam acara pementasan kethoprak.
Dengan mengusung tema "laku seni laku agomo dadio budoyo", Dukuh Paingan berharap warga Paingan dapat menjadikan kesenian dan keagamaan menjadi sebuah budaya serta tradisi di Padukuhan Paingan sehingga dapat dilakukan secara rutin disetiap tahunnya.
"ya siapa tahu budaya dan tradisi yang rutin dilaksanakan akan menjadi ciri khas atau ikon dari Padukuhan Paingan." pungkas Maryadi.
Â
Â
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin