DLH Adakan Evaluasi Terkait Kegiatan Gropyok Dan Grebeg Sampah di Kalurahan Sendangsari

11 Oktober 2022
Administrator
Dibaca 53 Kali

Sendangsari- Dinas Lingkungan Hidup Kulon Progo mengadakan evaluasi terkait kegiatan gropyok dan grebeg sampah yang telah dilaksanakan di Kalurahan Sendangsari pada bulan September lalu. Tujuan dari rapat evaluasi ini adalah untuk meminta saran dan masukan atas kegiatan tersebut sehingga dapat menjadi pedoman ditahun depan ketika akan diadakan kegiatan yang sama.

Bertempat di ruang rapat Kalurahan Sendangsari, rapat evaluasi yang dilaksanakan pada Selasa(11/10/2022), dihadiri oleh sekitar 15 peserta dari DLH dan pamong. 

Lurah Sendangsari menyampaikan terima kasih kepada DLH karena telah ditunjuk menjadi salah satu kalurahan yang melaksanakan kegiatan yang bersumber dari Dana Keistimewaan, yaitu gropyok dan grebeg sampah.

Dari kegiatan gropyok dan grebeg sampah tersebut diharapkan dapat memberi edukasi kepada masyarakat Sendangsari tentang pentingnya mengelola sampah.

Dari DLH yang diwakili oleh Kabid Tata Lingkungan, Ibu Trijanti menyampaikan beberapa evaluasi mulai dari gropyok  hingga puncak acara berupa grebeg sampah. Diantaranya adalah kawasan pertokoan depan Kantor Kalurahan yang masih belum bekerjasama dengan bank sampah sehingga sampah masih berserakan disaluran air. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat di Sendangsari telah memiliki 15 bank sampah aktif.

Menambah apa yang disampaikan Ibu Kabid, Bapak Ngadiran menyampaikan bahwa dalam penampilan grebeg masih kurang beragam karena hanya ada 2 gunungan yaitu semar dari sandal jepit dan ecobrick. Pembacaan narasi tentang gunungan juga tidak ada. 

"karena acara bergabung dengan merti desa, penyampaian maksud dari diselenggarakannya grebeg sampah jadi kurang mengena." ujar Ngadiran.

Menanggapi evaluasi dari DLH, Carik Sendangsari bapak Sigit Rahmanto meminta maaf jika dalam pelaksanaan grebeg sampah kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan berbarengan dengan merti desa, sehingga seluruh tenaga, pikiran bahkan personil menjadi lebih fokus kepada acara merti desa.

Ia juga menyampaikan bahwa di Sendangsari terdapat upacara adat rutin tiap tahun seperti Kutukan, Wiwitan dan Merti Desa yang melibatkan masyarakat, untuk itu  jika   tahun depan  ada even seperti ini lagi mohon agar bisa dilaksanakan diluar bulan yang ada upacara adatnya.

Febriyanti yang merupakan ketua asosiasi bank sampah menambahkan jika pemilihan sendal jepit sebagai bahan gunungan adalah untuk mengedukasi warga bahwa sampah tidak laku jual dapat dikreasikan dan diolah untuk dijadikan bahan kerajinan.

"tidak hanya semar dan ecobrick, peserta juga memakai caping dari kardus dan membawa aneka kerajinan tas dari sampah."imbuh Febriyanti.

"beberapa saran bapak ibu sudah kami catat dan akan menjadi evaluasi bagi DLH untuk menjadi pegangan dalam pelaksanaan acara ditahun depan." pungkas Trijanti menutup acara.

ÂÂ