Materi Kespro Diberikan Sejak SD, Mengapa Tidak

02 Januari 2020
Administrator
Dibaca 41 Kali

Masalah Kesehatan Reproduksi (Kespro) sekarang ini marak dibicarakan masyarakat, terutama di kalangan orangtua. Hal ini terkait dengan permasalahan yang mereka hadapi berkaitan dengan perilaku anak remaja mereka. Para orang tua sekarang ini dibuat cemas dan was-was seiring dengan banyaknya kasus-kasus pacaran tidak sehat, seks bebas dan publikasi pornografi dan pornoaksi yang dilakukan oleh para remaja yang masih sekolah. Kasus pelecehan seksual hingga perkosaan oleh pacar, hamil akibat pacaran yang kebablasen, seks bebas, penayangan gambar dan cerita porno hingga pembuatan video porno dengan pelaku dirinya sendiri bersama pacar atau orang lain.

Yang menyedihkan, belum lama ini juga banyak ditemukan kasus-kasus perilaku negatif yang berhubungan dengan kespro yang dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar (SD), mulai dari sekedar senggol-senggolan pada organ tubuh yang sensitif, ciuman dan berpelukan hingga hubungan seks yang dilakukan dengan kakak kelas, adik kelas atau dengan mereka yang jauh lebih tua. Belum lama masyarakat kita juga dihebohkan oleh anak-anak SD yang menyimpan video porno hingga puluhan di HP nya sewaktu ada operasi mendadak oleh pihak sekolah. Dan yang menjadi pertanyaan besar adalah bahwa saat mereka ditanyakan dari mana mendapatkannya, mereka mengaku dari teman sesama SD bahkan TK.

Dari berbagai realita dan pengalaman tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa permasalahan kespro telah ada sejak SD dan TK walaupun intensitas dan frekuensinya tidak setinggi di SLTP maupun SLTA. Sehubungan dengan hal tersebut, sudah saatnya kita memikirkan untuk memberikan materi kespro di SD. Menurut hemat penulis, paling tidak ada tiga alasan mendasar mengapa hal tersebut perlu dilakukan.

Pertama, sebagian siswa SD telah memasuki masa pubertas, baik putra maupun putrid. Dalam ilmu tumbuh kembang remaja, sekarang ini banyak remaja putri yang telah mengalami menstruasi di usia 11 tahun atau 12 tahun. Bahkan dalam beberapa kasus, usia 10 tahun sudah ada yang mestruasi. Sementara anak laki-laki ada yang mengalami masa pubertas yang ditandai dengan mimpi basah di usia 11 tahun.

Kedua, setelah memasuki masa pubertas, anak yang telah memasuki usia remaja akan mengalami masa ketertarikan yang amat sangat terhadap lawan jenis, sehingga akan mudah tumbuh benih-benih cinta monyet di antara mereka. Karena ketertarikannya pula, mereka akan mencari berbagai informasi tentang remaja lawan jenisnya melalui berbagai cara yang dapat mereka akses, seperti melalui buku-buku bacaan, majalah, radio, televisi dan internet. Termasuk HP yang sekarang ini telah dilengkapi dengan kecanggihan teknologi, sehingga mereka dapat mengakses gambar dan video porno sekalipun dengan mudah.

Ketiga, belum siapnya para orangtua siswa SD untuk memberikan materi kespro pada putra putrinya. Mereka masih menganggap bahwa menyampaikan materi yang berkaitan dengan kespro dengan anak sangatlah tabu dan tidak pantas diketahui oleh anak. Sementara kita tahu bahwa materi kespro harus diketahui anak dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, sebelum mereka mencari sumber lain yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Di SD, materi kespro akan sangat relevan bila diberikan lewat mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes), karena dalam mata pelajaran tersebut banyak terkait dengan upaya mengoptimalkan pertumbuhan jasmani, rohani dan pemeliharaan kesehatan jasmani dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, materi kespro bisa juga diberikan lewat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada pembahasan masalah anatomi tubuh manusia serta yang terkait dengan peran dan fungsi organ tubuh.

Hanya saja yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana kita mengemas materi kespro di SD menjadi tidak terkesan vulgar, sekaligus mampu memberikan pemahaman dan kesadaran pada siswa akan pentingnya menjaga keamanan organ reproduksinya agar tidak digunakan sebelum waktunya serta menjaga kebersihan organ reproduksi tersebut sehingga tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Jadi, materi kespro diberikan di SD, mengapa tidak?

Oleh: Drs. Mardiya Ka Bidang Pengendalian Penduduk

Sumber