Rembug Stunting Desa Sendangsari

28 Juni 2019
Administrator
Dibaca 37 Kali

Sendangsari (27/06/19) Pemerintah Desa Sendangsari bersama Tim Program Inovasi Desa (PID) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2019 mengadakan Rembug Stunting pada hari Rabu, 26 Juni 2019 di Balai Desa Sendangsari jam 09.00 WIB. Acara tersebut merupakan Pramusdes Sendangsari yang secara langsung dibuka oleh Paniyo, SE selaku Ketua BPD Desa Sendangsari. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah yang sudah memperhatikan permasalahan stunting yang sangat erat dengan perkembangan bagi anak-anak generasi bangsa. Acara tersebut juga dihadiri Petugas Dari Pemerintah Lecamatan, Puskesmas, Kades dan Perangkat Desa, Tim PID Kabupaten BPD, Kader Pembangunan Manusia (KPM) Kecamatan Pengasih, dan Kader Posyandu. Dari beberapa usulan dalam rembug stunting antara lain Penyuluhan Pol Asuh Remaja melewati PIK R, Penyuluhan stunting bagi orang tua anak stunting, Penyuluhan pendeteksian dini flek anak-anak, Penambahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Posyandu. Semua dari usulan masyarakat akan di bawa ke Musdes. Dalam kesempatan tersebut juga dibentuk Sekretariat Rumah Desa Sehat yang dikoordinatori Suwarna Utama, STP, Sekretaris Yuli Astuti, Amd, Anggota Surono, Slamet Supriyono, Sukirman, Sumaryanti, Buntari dan Suwami. Status Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak merupakan penentu Kualitas Sumber Daya Manusia. Status Gizi dan Kesehatan Ibu pada masa Pra Hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang kritis atau yang kita kenal 1000 (seribu Hari) pertama kehidupan. Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1000 HPK, namun status Gizi remaja putri atau pranikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan kehamilan serta kelahiran, apabila remaja putri menjadi Ibu. Periode 1000 hari pertama kehidupan ini merupakan periode yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut dalam jangka pendek adalah Terganggunya Perkembangan Otak, Kecerdasan, Gangguan Pertumbuhan Fisik, dan Gangguan Metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka Panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah terjadinya Stunting, Menurunnya Kemampuan Kognitif dan Prestasi Belajar, Menurunnya Kekebalan Tubuh sehingga mudah sakit dan Resiko tinggi untuk munculnya penyakit Diabetes, Obesitas, Jantung, Kanker, Stroke dan Disabilitas pada Usia Tua, serta Kualitas kerja yang tidak Kompetitif yang berakibat pada rendahnya Produktivitas Ekonomi. Masalah Gizi merupakan masalah yang kompleks, tidak semata mata karena kurangnya asupan makanan. Banyak faktor yang menjadi penyebab masalah Gizi,baik langsung maupun tidak langsung. Masalah Gizi secara langsung dipengaruhi oleh faktor Konsumsi Makanan dan Penyakit lnfeksi, keduanya merupakan faktor yang saling mempengaruhi. Sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah Ketersediaan dan Pola Konsumsi Rumah Tangga, Kesehatan Lingkungan dan Pola Asuh. Daya beli yang cukup juga belum bisa mencerminkan Kecukupan asupan Gizi anggota keluarga dalam rumah tangga tanpa pengetahuan terhadap Makanan Bergizi Seimbang. Dalam rangka percepatan Perbaikan Gizi Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Yang Fokus Pada 1000 Hari Pertama Kelahiran. Data menunjukan Pravelensi Stunting 10 Tahun terakhir bahwa Stunting merupakan salah satu masalah Gizi terbesar pada Balita di Indonesia. (S-Dw)